Are Our Action Free or Determined ?

| Tuesday 23 April 2013
APAKAH TINDAKAN-TINDAKAN KITA BEBAS ATAU TERIKAT ATAU ADA NILAI YANG MENGATURNYA?

Setiap manusia hampir pasti mengetahui apa itu kebebasan. Kebebasan menjadi hal yang akrab dengan kita semua. Kebebasan merupakan unsur yang hakiki dalam setiap kehidupan manusia. Yang menjadi kesulitan adalah tahap refleksinya, bagaimana kita mengungkapkan kebebasan tersebut? Dalam ilmu-ilmu pasti kebebasan tidak dapat di tentukan. Jika mengikuti ilmu empiris, para ilmuwan menyatakan bahwa kebebasan itu tidaklah ada.

Segala tindakan kita terikat akan norma-norma dan nilai-nilai yang telah ada sejak dahulu. Bisa disebut bebas, tapi harus terikat norma dan nilai, karena hidup yang terlalu terikat akan membuat seseorang itu kaku, misalnya dalam bergaul dengan teman sebaya, kita bisa bersikap bebas, namun harus memperhatikan nilai dan norma. Dengan orang yang lebih tua atau yang harus dihormati pun menurut saya ada kalanya kita bisa bertindak bebas, namun tetap harus mengikuti norma dan nilai, yaitu misalnya kita telah diizinkan untuk memeriksa rumah seseorang tersebut, maka disitulah letak kebebasannya.

Manusia sebagai makhluk berakal budi, tentu akan mengerti bahwa setiap tindakan tindakannya akan menanggung resiko. Kita mampu menetukan apakah diri kita sendiri, akan jadi apa kita, apa yang kita inginkan, disinilah letak gambaran martabat sebagai manusia. Hakikat kebebasan kita tentukan dalam kemampuan kita dalam menentukan diri kita sendiri, mengabaikan kebebasan orang lain berarti tidak menghargai martabatnya sebgai sesama manusia.
Kebebasan dalam hidup manusia merupakan hal yang kompleks. Kebebasan memiliki bermacam karakteristik. Kebebasan bisa berarti tidak terikat, tidak dirampas hak-haknya, terlepas dari tekanan batin, terbebas bdari paksaan Kebebasan juga bisa berarti bertindak sewenang-wenang, bertindak sesuka hati tanpa ada yang melarang.

Kita tidak bebas bertindak bebas atau tidak. Dalam arti tertentu kebebasan merupakan nasib kita yang tidak bisa dihindarkan. Mau tidak mau, kita hidup sebagai manusia bebas. Kebebasan merupakan suatu komponen kehidupan.
Batas-batas penting dari kebebasan:
  1. Faktor-faktor dari dalam
Faktor faktor dari dalam ini adalah baik tiu psikis maupun fisik. Badan tinggi/pendek, kuat/lemah, laki-laki/perempuan. Selau terdapat suatu struktur yang membatasi kemungkinan-kemungkinan seseorang.
Terdapat juga suatu alasan psikologis tertentu. Cerdas/kurang cerdas, periang/pemarah. Intensitas hawa nafsu pun tidak sama pada semua orang. Pendeknya kebebasan dibatasi oleh gen-gen kita. Bisa dibilang dibatasi oleh kutub pertama dalam oposisi nature-nurture. Nature berarti kodrat atau semuanya yang kita miliki secara alami. Nurture adalah hal yang bisa ditambahkan, seperti pendidikan, asuhan, lingkungan tempat tinggal ,asupan makanan dan sebagainya.
  1. Lingkungan
Lingkungan juga membatasi kebebasan, baik scara alamiah maupun sosial. Misalnya negara indonesia tidak bebas unutk melukan ski, karena indonesia memang bukan negara yang memiliki musim dingin. Atau setiap orang tidak bebas masuk dalam suatu perguruan tinggi, karena harus ada seleksi terlebih dahulu.
  1. Kebebasan orang lain
Memang kebebasan setiap orang itu pasti dibatasi oleh kebebasn orang lain. Tidak bisa dibenarkan kita begitu bebas, sehingga tidak ada kebebasan untuk orang lain. Inilah pembatasan denga konsekuensi paling besar bagi etika. Inilah yang menjadi alasan diperlukannya moral antar manusia. Etika dan moral membatasi segala kehendak kita, dengan mengakui kebebasan orang lain berarti menghormati hak-haknya.
  1. Generasi-generasi mendatang
Manusia pun menyadari pembatasan yang lain lagi. Yaitu kebebasan kita (manusia) dibatasi oleh masa depan umat manusia atau oleh generasi-generasi setelah kita. Kebebasan kita dalam mengeksplorasi sumber daya alam misalnya harus dibatasi dalm titik tertentu, termasuk sumber alam lainnya seperti hutan misalnya. Kita boleh menggunakan sumber daya alam untuk pembangubnan ekonomi, teetap iharus demikian rupa sehingga pemanfaatan sumber daya alam ini dapat dilanjutkan kegenerasi setelah kita.

BEBAS yang BERTANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab ada makna “penyebab” misalnya “jika” dan “maka”. Seperti yang disebutkan sebelumnya, kita harus bertanggung jawab terhadap segala kebebasan yang kita lakukan. Jika kebebasan kita itu merugikan orang lain, kita tetap harus menerima resiko, kisalnya kita merusak barang milik orang lain,tentu kita harus bertanggung jawab, entah dengan menggantinya, atau bahkan dilaporkan ke polisi.

Tanggung jawab terbagi atastanggung jawab retrospektif dan tanggung jawab prospektif. Tanggung jawab retrospektif yaitu tanggung jawab atas perbuata yang telah berlangsung dan segala konsekuensinya. Bila seseorang pengendara tanpa sengaja menabrak pengendara lain dan pengendara lain itu minta ganti rugi maka disitulah letak tanggung jawab yang menabrak. Tanggung jawab prospektif adalah tanggung jawab untuk perbuatan untuk masa yang akan datang, yaitu misalnya seseorang yang bertindak sebagai penjamin.

            Dalam kebebasannya menusia terikat oleh nilai dan moralitas. Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa “cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan". Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan.

1. Nilai Sopan Santun, nilai ini disebut juga sebagai nilai etiket, yaitu nilai yang mengatur pola
    perilaku dan sikap lahiriah manusia, misalnya sikap duduk, makan dan minum, berpakaian, dan
    sebagainya.
2. Nilai Hukum, yaitu nilai yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena 
    dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan
    bermasyarakat.
3. Nilai Moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Nilai ini
    menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh ia
    dilihat sebagai manusia.

Moralitas adalah perbuatan yang menentukan suatu perbuatan  , baik atau buruk berdasarkan hakikatnya terlepas tidak bergantung dari pengaruh hokum positif, contohnya berilah kepada orang lain apa yang menjadi haknya. Hal tersebut pada dasarnya sudah merupakan kewajiban. Meskipun kemudian diatur dalam hokum positif, tidaklah memberikan akibat yang signifikan.
 
Kebebasan setiap manusia itu terikat. Jika manusia bertindak bebas sebebas-bebasnya maka manusia tersebut menyalahi kodratnya sebagai makhluk yang berakal budi, bukan seperti hewan. Memang klita bebas menentukan apa yang akan kita lakukan, tapi kita tetap harus memperhatikan kebebasan orang lain serta memperhatikan Nilai, yang terbagi atas nilai sopan santun, nilai hukum dan nilai moral serta memperhatikan Moralitas.



Author : Lanksparta

0 comments:

Post a Comment

Next Prev
▲Top▲